Grub Sholawat At-Toreqiyah adalah gurb sholawat yang di bentuk karena ada lomba banjari di Kec. Jabung. Sebelumnya di dalam Gubuk sendiri sudah ada beberapa teman yang sudah mengikuti grub sholawat di daerahnya masing-masing. Karena semangat nya teman-teman yang biasanya ber hadrah rutin setiap senin dikamoungnyya, dan rutinan di gubuk sufi setiap selasa, jumat dan minggu legian itu membuat teman kami membuat grub At-Toreqiyah. Waktu itu pertama didirikan untuk lomba banjari se Kec. Jabung yang di adakan di Masjid Nur Inka Kemantren. Toreqiyah sendiri bagi kami artinya "Kakean Torek lan Kakean Polah" dalam bahasa Indonesia artinya "kebanyak tingkah", karena kami saat itu di gubuk sedang banyak-banyaknya kegiatan, dengan keberaniannya itu membuat grub di beri nama At-Toreqiyah dengan arti seperti itu. Awalnya di tawari apakah ada yang mau ikut lomba banjari di Masjid Nur Inka tersebut. Pada saat rutinan minggu legian di Gubuk Sufi, presiden Republik Gubuk, Gus Irul menyampaikan bahwa Grub Banjari ini akan di ikut lomba di Masjid Nur Inka dan di tambah personil dengan nama panggilan Pak Lett Percusion, salah satu pemusik reggae di Malang yang saat ini sedang kondang dengan jimbenya. Awal konsep dari At-Toreqiyah saat lomba ini sedikit berbeda, ketika grub lainya sedang mempersiapkan lagu dan aransemen musik grub kami tidak ada persiapan apapun, yaa walaupun sudaj daftar dan ikut Technical meeting (TM). 1 minggu sebelum lomba grub ini mengadakan latihan untuk pertama kalinya dan tidak semua personil berkumpul karena di gubuk sendiri minim teman yang bisa vocal sholawat, sebenarnya cuma takut sih hehehehee..
Dilatihan pertama ini awalnya sudah menemukan lagu dan aransemennya serta juga suluk versi langgam jawa. Hari itu pun selesai dan bergegas pulang karena sudah malam, 3 hari kemudian di hari jumat malam latiham kedua di adakan kembali karena personil ada yang kurang karena mundur tari grub karena takut pembawaan vocalnya salah, akhirnya grub kami tidak mempunyai vocal tetap saat itu, salah seorang anggota grub pergi ke dusun Bendo, diperkenalkan dengan orang yang bernama Munir salah satu santri dari Ponpes As-Sadzyli, teman kami menawarkan kepada saudara munir untuk bergabung dengan grub kami karena kami tidak mempunyai vocal sama sekali. Setelah lama berbincang panjang lebar akhirnya sudara Munir bersedia ikut grub At-Toreqiyah walaupun 2 hari lomba sudah di mulai, akan tetapi saudara Munir tidak bisa mengikuti latihan kedua dikarenan bebarengan dengan acara di grubnya sendiri. Latihan kedua hanya memperjelas di aransemen saja karena vocal pasa saat itu hanya 2 saja, itu saja merekanmenjadi backing vocal, tidak lama latihan kami oun pulang.
Hari yang di tunggu-tunggu telah tiba kami berkumpul dengan wajah sedikit lesu dan kantuk mempersiapkan mental karena akan tampil lomba di Masjid Nur Inka kala itu. 2 jam sebelum berangkat vocal utama kami datang dan pak let juga datang, disutu kami sedang membuat aransemen kembali, aransemen yang dibuat oleh pak lett ini sedikit berbeda, karena tujuan kami sendiri adalah memberi warna di Festival Al-Banjari, sebelumnya di festival-festival banjari peserta baik yang tampil atau yang sedang menunggu urutan dengan tegang dan takut karena mereka juga akan merasakan tampil di depan dan akan dilihat oleh banyak orang dan akan menjadi pusat perhatian banyak orang. Dengan adanya grub ini Pak Let memberikan warna pada aransemen musik yang sebelumnya banjari dengan musik yang umum di berikan variasi dengan Jimbe dan jadilah sedikir agak Reggae. Tak lupa di akhir sholawat menyisakan sekitar 1 menit untuk diisi dengan percussion contes memperlihatkan pukulan pada jimbe dan diiringi dengan rebana dan bass. Sudah mantab dengan materi baru yang baru saja di buat sebelum berangkat kami mulai berangkat ke Masjid Nur Inka dengan percaya diri dan semangat yang luar biasa, melihat grub-grub dari luar yang begitu cantik, tampan, dengan berpakaiannya islami, dengan indah mereka di pandang. Kami berbeda dari mereka, kami datang dengan pakaian serba hitam, Kopyah hitam, baju hitam sarung hitam dan juga tidak lupa di beri Udeng Jabung Udeng Srawung di taruh pada leher kami. Kami datang percaya diri dan jadi pusat perhatian banyak orang karena kami sangatlah berbeda apalagi dengan Pak Lett, seorang seniman tatto membawa jimbe dengan Tatto di wajah dan tanganya terlihat, karena pakai baju lengan pendek dan pakai celana komprang (celana khas Madura) di tambah dengan kacamata hitam menjadikan grub kami seakan-akan menakutkan, karena anggota grub kami berpenampilan layaknya preman. Setelah beberapa lama melihat peserta lainya tampil, saatnya grub kami siap untuk naik panggung, semua mulai dari grub yang berada di dalam masjid keluar untuk melihat kita, para ibu-ibu yang masak di samping masjid juga keluar melihat kami, akan tetapi kami tidak jadi tampil di waktu karena hujan lebat, membuat sound sistem basah kehujanan dan panitia sibuk meminggirkan barang-barang tersebut, hmmm gak jadi deh. Karena kondisi hujan lebat kami duduk-duduk di area masjid sambil merokok, minum kopi, makan jajan, dan juga berbincang dengan anggota grub lain yang tak lain adalah teman sendiri. Karena terlalu lama menunggu akhirnya di antara kami tidur di tempat tersebut. Grub lain pada menyempatkan waktunya untuk latihan grub kami asik-asik tidur dan tidak memperdulikan lomba padahal kalau sudah hujanya reda grub kami yang akan tampil. 2 jam menunggu akhirnya hujan reda dan kami bersiap untuk tampil dengan percaya diri, semua memandang kami berbaris di teras masjid dan berjalan menuju panggung, secara pribadi sih walaupun saya sendiri sudah sering lomba ternya masih cemas dan ada rasa takut hehehe.
Berdiri tegak, bercanda dengan khas arek gubuk, hormat kepada dewan juri, lalu mulai dengan Jingle lomba, waktu itu jinglenya judulnya terpesona, tapi liriknya di ganti ya tidak seperti lagu yang aslinya. Lagu pertama dimulai dengan judul SholatunMinallah, ya pukulan pada rebana kami biasa saja tidak ada variasi pada lagu pertama sampai selesai. Lagu ke 2 sholawat burdah, disini yang sedikit berbeda dengan yang lainya, aransemen pada reggae terlihat mulai lagu ke 2 dengan di isi Jimbe dan Bass, itu membuat para penonton yang hadir menikmatinya sesampai lagu selesai kami menampilkan percussion dengan semangatnya Pak Lett menabuh Jimbe di iringi dengan bass dan rebana menjadikan musik yang keren, penonton bersorak dengan terpanga melihat grub sholawat ikut lomba dengan penampilan yang berbeda, ini aneh tapi ada di Jabung, ya namanya grub sholawat At-Toreqiyah. Walaupun kami diperingatkan 8 kami tidak masalah, akan tetapi kami menjadi cerita bagi mereka yang melihat penampilan kami, merka pada mengambil video kami dan tak lupa banyak yang ingin berfoto dengan kami (kayak artis saja hehe), pada akhirnya mereka akan mengabarkan bahwa di Jabung ada grub sholawat yang berbeda dari yang lain, tapi layak untuk di ikut lomba, itu grubnya bernama At-Toreqiyah, grub sholawat punya teman-teman Gubuk Baca.
Salam Toreqiyah..