Strategi Kebudayaan oleh Republik Gubuk untuk seni tradisi Topeng Jabung

Naik turun dan berliku liku memang menjadi keniscayaan bagi roda kehidupan, tak terkecuali kehidupan dan kelangsungan seni tradisi di manapun. Kesenian wayang Topeng Jabung yang menjadi salah satu ikon seni budaya tradisi yang ada di wilayah Kecamatan Jabung, juga mengalami hal demikian. Di era tahun 1950-an hingga tahun 1990-an mengalami perkembangan yang baik. Namun, di tahun setelahnya, mengalami surut, dan hampir hilang dalam peta kesenian wayang Topeng Malang. 

Konsep Gebyak Latar, sarana belajar dan melatih mental para penari Topeng Jabung

Dengan melihat kondisi inilah, para penggerak literasi dan budaya di wilayah Jabung, mulai membuat program dan strategi untuk mengankat kembali seni tradisi Topeng yang seakan akan telah banyak di lupakan. Republik Gubuk, dengan berbagai upaya mencoba menumbuhkan kembali seni tradisi Topeng Jabung ini. Berbagai konsep demi lestarinya Topeng Jabung dilakukan bersama-sama, dari Pasukan Gunung Sari, Raket Jabung hingga Gebyak Latar menjadi satu strategi kebudayaan di wilayah kecamatan Jabung.

Salah satu program “penyelamatan” Topeng Jabung pun dikerjakan. Tahun 2018 para penggerak gubuk dari wilayah kecamatan bersepakat, untuk mulai “Nyantrik” kepada para tokoh seni tradisi Topeng Jabung, diantaranya kepada Alm. Mbah Suparjo, Mbah Misdi, Alm Mbah Kari, Alm Mbah Jumain dan tokoh-tokoh Topeng sepuh lainnya.

Pasukan Gunung Sari melatih tari di halaman MWC NU Jabung

Para penggerak Gubuk yang terjun dan langsung belajar tari kepada “ahlinya” ini menyepakati dan mengikrarkan sebuah nama, Pasukan Gunung Sari. Pemilihan nama Gunung Sari ini memang beralasan, selain Jabung di kenal dengan kehalusan tarian Gunung Sari di dunia Topeng Malang, dan juga nama itu dipakai karena, awal pertama para penggerak gubuk yang belajar tari ini mendapat pelatihan Tari Gunung sari dari Mbah Suparjo, dan dilatih langsung oleh putra Mbah Suparjo yang bernama Sugeng.

Para penggerak Gubuk yang menjadi satu dalam wadah Pasukan Gunung Sari ini, rutin berlatih setiap Jumat Malam di kediaman Alm. Mbah Suparjo. Secara rutin mereka berlatih pada Sugeng, yang lihai dan tetap dalam pengawasan Alm Mbah Suparjo. Para Penggerak Gubuk yang kebanyakan memang anak-anak “pemberani” dan didukung oleh jaringan Gubuk di wilayah kecamatan Jabung serta konsep-konsep nakal Gus Irul, Pasukan Gunung Sari mampu membawakan tari Topeng Jabung di banyak kegiatan, terutama kegiatan komunitas di Malang. 

Pasukan Gunung Sari

Menari tanpa beban, di hadapan pengunjung Caffe atau bahkan menari di hadapan punggawa-punggawa komunitas mereka lakukan. Pasukan Gunung Sari terus latihan dan langsung di praktek siar kan kemana pun. Dengan modal minim tarian, namun dengan pengalaman berorganisasi serta melek literasi, Pasukan Gunung Sari banyak “mendobrak” tatanan. Pasukan Gunung Sari melakukan kolaborasi dengan seniman tari dari berbagai daerah juga di lakukan, hal ini sebagai harapan siar budaya dan pengkabaran bahwa Topeng Jabung masih terus ada.

Raket Jabung 2, Pertunjukan Kolaborasi Pasukan Gunung Sari dalam lakon Ken Arok, Ken Umang.

Berkolaborasi dan menelurkan cerita carangan baru, yang belum pernah ada di Wayang Topeng Jabung juga menjadi salah satu strategi jitu dalam pengembangan dan siar budaya Topeng ke anak Muda. Lakon Ken Angrok, Ken Umang menjadi satu pertunjukan kolaborasi dengan seniman Tari dari Bali menjadi satu perdana pasukan Gunung Sari memainkan lakon Wayang Topeng, yang langsung di dalangi oleh Kusno (Abit), salah satu anggota Pasukan Gunung Sari yang memang mempunyai darah seni dari keluarga dan Kolega Mbah Darlin.

Raket Jabung 2, Pertunjukan Kolaborasi Pasukan Gunung Sari dalam lakon Ken Arok, Ken Umang.

Rabu malam, tepatnya tanggal 8 Mei 2018, sebuah even budaya, dan konsep dari republik Gubuk, yaitu Raket Jabung di selenggarakan di Lapangan volli Kampung Anyar desa Sukolilo kec.Jabung Kab. Malang. Pertunjukan Wayang Topeng Jabung malam itu penuh dengan Masyarakat yang menyaksikan, pertunjukan Wayang Topeng Topeng Jabung yang tidak biasanya. Tidak adannya panggung, serta sorotan lampu yang beraneka warna, menjadikan para penonton membentuk suatu kalangan melingkar, tidak ada sekat antara pasukan Gunung Sari dan penonton. Pertunjukan sederhana namun menjadi satu Sejarah baru di wilayah Jabung lahir wayang Topeng dengan lakon baru, dan menariknya malam itu berkolaborasi dengan penari dari Bali.

Tags
DONASI BUKU : Bila kamu ingin mendonasikan buku, jenis buku yang diperlukan oleh Republik Gubuk adalah : Buku cerita anak usia 5-13 tahun Jenis buku : cerita rakyat, dongeng, fabel, buku petualangan seperti komik Tintin, majalah anak, ensiklopedia untuk anak.
Tedbree Logo
Admin RG Biasanya membalas dengan cepat
Halo Bani Gubuk, Ada yang bisa kami bantu? ...
Kirim