Marginal bisa bermakna tersisih, terkucil ataupun kelompok masyarakat prasejahtera. Akan tetapi marginal disini bukan tentang prasejahtera atau miskin. Tapi lebih pada kawan-kawan yang merasa tersisih, terkucil atau tidak dianggap.
Melalui program Preman Mengajar ini RG mencoba membuat ruang kegiatan positif baik di bidang pendidikan, lingkungan, sosial, seni budaya, kewirausahaan dan keagamaan. Merasa diberi ruang, peran, kepercayaan, tanggung jawab dan di apresiasi menjadi pintu agar mereka merasa tidak tersisih.
Melalui Preman Mengajar bakat, minat, potensi dan kelebihan mereka akan tersalur pada hal hal positif yang kemudian berdampak pada perilaku mereka yang berlahan menjadi lebih positif. Serta muncul pemikirin pemikiran positi juga. Contohnya ada beberapa kawan "preman" yang akhirnya mau belajar Tari Topeng Malangan. Setelah bisa menari RG membawa mereka ke sekolahan tingkat Sekolah Dasar untuk mengajari adik-adik menari. Ini wujud sederhana dari konsep Preman Mengajar.
Ada juga kawan yang hobinya bermain gitar, kita ajak ke sekolah untuk 'mengajar" adik-adik bernyanyi lagu-lagu nasional, lagu daerah ataupun lagu anak-anak. Gerak seperti ini tidak hanya mengajak mereka mengajar, akan tetapi sejatinya adalah mengajak kawan-kawan "belajar". Belajar mengasuh, belajar mengajar, belajar berbagi, belajar sabar dan tentu belajar memberi contoh baik pada anak anak.
Belajar mengajar seperti ini akan membentuk perilaku yang lebih baik para pegiatnya. Mereka merasa dianggap, merasa punya arti, merasa dihargai sehingga akan menjadi motivasi untuk jadi lebih baik lagi.
Pemberdayaan ekonomi juga menjadi hal penting bagi mereka. Sebagai contoh ada seorang kawan yang dulu adalah tukang tato tapi setelah menggali potensi dan bakatnya sekarang dia sudah menjadi seniman ukir topeng malangan dan juga sudah punya anak didik.
Dari Topeng dia bisa berdaya secara ekonomi dan juga menjadi bagian dari gerak pelestarian seni budaya dan kearifan lokal. Bekerja sama dengan para ulama,kyai dan pondok pesantren juga penting dilakukan. Peran ulama dan kyai penting dalam membangun rohani kita dan kawan-kawan. Melalui majelis, diskusi keagamaan dan kegiatam keagamaan akan menciptakan kesadaran spiritual.
Ketika Masyarakat melihat jika kawan kawan didampingi oleh para ulama dan kyai tentu akan muncuk kepercayaan bahwa kawan kawan adalah sebenarnya baik dan punya semangat untuk berubah serta bermanfaat.
Perubahan-perubahan untuk menjadi lebih baik tidak bisa dilakukan sendiri.Butuh dukungan dari semua pihak.
Dan jika semua sudah melakukan perannya, saling menghargai, saling mengapresiasi, saling toleransi maka tidak akan lagi yang akan merasa tersisih atau ter-marginalkan.
Dan bukankah semua orang punya hak untuk berubah menjadi lebih baik dan semua juga punya kewajiban untuk mendukung siapapun yang ingin menjadi lebih baik.
Salam
Jubir RG