Sejarah Gubuk baca lentera negeri merupakan suatu komunitas yang dapat dibilang mengusung tema kegiatan literasi Namun pada praktiknya Komunitas ini bergerak di beberapa bidang seperti pendidikan, ekonomi.
budaya, dan lingkungan. Komunitas yang diinisiasi oleh Fahrul Alamsyah yang kemudian akrab dengan sapaan Pak Irul atau Gus Irul awalnya bergerak kegiatan literasi sepeti pustaka keliling, bimbingan belajar gratis dan masuk ke sekolah sekolah di kecamatan Jabung yang kekurangan pengajar.
Seiring berjalannya waktu, Pak Irul dengan dibantu beberapa pemuda membuat sebuah terobosan baru. Mereka sadar bahwa anak anak akan cepat bosan jika hanya dijejali oleh buku dan pelajaran sekolah. Hal yang selanjutnya dilakukan adalah membangun mental anak anak dengan aktivitas permainan tradisional dan kesenian. Dari kegiatan kegiatan ini lalu muncul
beberapa gubuk baca lain debgan ciri khas yang berbeda seperti permainan egrang tari gunung sari tari sufi alat-alat musik tradisional bagi sebuah komunitas struktur kepengurusan adalah hal yang penting untuk dibahas namun keunikan hadir pada komunitas ini. Anda tidak akan menemukan struktur kepengurusan seperti ketua, bendahara dan skretaris seperti pada umumnya. Dengan berpegang pada prinsip kekeluargaan, segala hal yang berkaitan dengan gubuk baca ini diatur bersama dan dikerjakan bersama. Mereka seolab menerapkan prinsip kerja yang adil dimana semua melakukan kerja otak untuk memikirkan program program serta menjalankan kerja fisik secara bersamaan. Hal ini dilakukan semata mata agar tidak terjadi kecemburuan yang ditimbulkan dari status kepengurusan. Tapi tentu saja ada beberapa nama yang dapat anda temui di gubuk ini, antara lain: Fahrul Alamsyah (Pak Irul), Noval,
Huda (Ndut), Donny (Wondo), Andi Pratama (Kodok), Adi Sasmita (Makdenk), Dhela, Gita, Rohma, dan masih banyak lagi. Teman-teman yang aktif dalam Gubuk Baca Lentera Negeri ini biasa disebut dengan Sahabat Setiap komunitas tentu saja memiliki hari awal didirikannya. Begitupun komunitas ini. Namun anda tak akan pernah mendapat informasi spesifik terkait kelahiran komunitas ini. Anda hanya akan menemukan bulan September dan tahun 2014 sebagai pengingat awal hadirnya komunitas ini. Tak ada tanggal ataupun hari kapan tepatnya komunitas ini didirikan. Karena komunitas ini juga tidak pernah melakukan peresmian untuk hari lahirnya. Unik, bukan? hadirnya komunitas gubuk kaca lentera negeri tentu saja membawa dampak bagi lingkungan sekitarnya. Komunitas yang merangkul para pemuda yang dijadikan pengurus bagi gubuk masing-masing memiliki dampak positif. Beberapa pemuda yang menjadi pengurus gubuk baca semula adalah pemuda jalanan dengan berbagai stigma negatif dari masyarakat. Namun setelah adanya gubuk baca ini, para pemuda yang dapat dikatan golongan marjinal ini dirangkul dan diberi peran untuk mengurus gubuk masin-masing.
Jadilah seperti gubuk baca gang tato dengan pengurusnya yang bertato namun memiliki rasa peduli pada lingkungannya. Ada pula gubuk baca anak alam dimana semula pemuda yang berasal dari jalanan ditarik untuk dijadikan pengurus gubuk bacanya. Ada pula dampak positif berupa pemberdayaan ekonomi dimana para pemuda yang memiliki keahlian di bidang kesenian ukir membuat kerajinan topeng yang dapat diperjual belikan. Hal postif lainnya. adalah pengenalan dan pelestarian kesenian kesenian khas Jabung yang hampir punah. Ada banyak lagi manfaat yang mungkin tidak bisa diuraikan dalam sebuah tulisan. Penasaran? Silakan berkunjung di Komunitas Gubuk Baca Lentera Negeri dengan seala keunikan yang dimiliki.