GUBUK SOPO ARUH “ RANDU GUMBOLO”
“Grapyak, Semanak, Jo Nranyak”
Cerita bermula dari perjumpaan dalam kegiatan Studi Penghayatan Lingkungan FFTV – IKJ tahun 2019, kemudian terseret menjadi salah satu pengisi acara di Kampus Rakyat (workshop fotografi bersama Gus Amran Malik Hakim dan workshop packaging bersama Mas Moelyono Rahardjo), bersambung dengan “katanya” di lantik menjadi Menteri Luar Negeri RG (alhamdulilah sudah purna tugas) dan pemberian gelar “Cocod Kencono” dari Gus Presiden RG. Kisah berlanjut dengan mengikuti “sekolah urip” selama 10 Hari di Jabung bersama Ki Dedih Nur Fajar Paksi, dimana dalam “pendidikan” itu bertemu tokoh-tokoh ora umum yang sangat membumi, luwes dan mrantasi. Hal itulah yang membuat Supriyanta semakin tergulung dalam lingkaran kegembiraan dan semakin tercebur dalam pusaran energi duwe manfaat kanggo liyan.
Pak Dhe Supriyanta |
Perjumpaan yang sudah ginaris, mungkin itu ungkapan yang bisa mewakili kelahiran Gubuk Sopo Aruh “Randu Gumbolo”. Perjumpaan dengan Presiden Republik Gubuk, Gus Facrul Alamsyah, Panglima dan para petinggi Bani Gubuk membuat rasa untuk obah lan ngobahke, sinau urip lan nguripi semakin merajalela.
Modal bondo nekat dan memohon Ridho Ilahi, di atas Bhineka Tunggal Ika dan Pancasila yang terlindungi dalam UUD 1945 Gubuk Sopo Aruh “ Randu Gumbolo” Jakarta berkumandang. Dijumenengkan secara virtual pada 21 mei 2022 oleh Dewan Presidential Republik Gubuk, Gus Irul memimpin langsung acara jumenengan ini bersama para sesepuh Bani Gubuk disaksikan para warga gubuk yang hadir di Omah Mantri Sukolilo Jabung.
![]() |
Pak Amran saat mengisi Workshop Fotografi di Kampus Rakyat |
Gubuk Sopo Aruh “ Randu Gumbolo” Jakarta tidak mempunyai Gubuk yang berdiri secara fisik, biarkan hadir dimanapun ruang udara berada tanpa simbol sebagai penanda dengan semangat “Grapyak, Semanak, Jo Nranyak”. Istilah Grapyak merupakan perwujudan Wong Jowo yang seneng Nyedulur yang biasa Aruh-Aruh kepada siapapun dengan Semanak, penuh kehangatan dan keakraban tetapi Jo Nranyak sebagai bentuk penghargaan diri sendiri dan orang lain.
Randu Gumbolo merupakan nama ksatrian dari putra Bima yaitu Raden Ontoseno. Satria yang berbahasa ngoko (kasar) kepada siapa pun, tanpa unggah-ungguh (tatakrama) berkesan anak mbambung (anak jalanan). Dibalik itu Raden Ontoseno adalah satria yg lugu, opo anane, tidak suka basa-basi duniawi, teguh pendirian dan paling sakti diantara anak-anak Pandawa.
Ki Dedih Nur Fajar Paksi |
Disisi lain Randu Gumbolo bisa berarti pohon Randu Besar, pohon berkayu tidak keras, warna putih, berkulit hijau, berdaun banyak, berbunga putih kekuning-kuningan, berbuah lonjong berisi biji bulat kecil hitam dan berkapuk. Walaupun akarnya tidak terlalu kuat menahan angin namun seiiring perjalanan usia, akar akan tertanam dengan kuat sehingga tahan terhadap goncangan angin. Karakter pohon randu kuat menyerap dan menampung air, dimana air berada maka akan tercipta kehidupan disana. Aura sejuk dan teduh dibawah naungan daun-daunnya menciptakan suasana adem, ayem dan tentrem.
Walaupun tanpa tanda bangunan fisik, Gubuk Sopo Aruh “ Randu Gumbolo” akan berusaha menjadi hawa tanpa nafsu yang berhembus bersama yang memperjalankan.
Pak Pri, Ki Deddi, Mas Yani dan Mas Pikolo saat ikut serta di Kegiatan Jamhore "Ngeronce Melati" |
Daftar Pustaka
1. Sutarsih. (2010). Sapa Aruh: Strategi Pemersatu Bangsa dan Pemerkaya Bahasa. Seminar Nasional Pemertahanan Bahasa Nusantara (1-5).
Penulis : Pak Dhe Pri